Kamis, 26 April 2012

Resume Praktikum Pengolahan Citra Digital


  • Resolusi pada berbagai jenis citra digital:
·         Landsat 30 m
·         Quickbird 0,6 m
·         Spot 2,5 m
·         Ikonos 1 m
  • Koreksi Geometrik dan Koreksi Radiometrik
Tujuan dari koreksi geometri adalah untuk memperbaiki distorsi geometrik dengan meletakkan elemen citra pada posisi planimetric (x dan y) yang seharusnya, sehingga citra mempunyai kenampakan yang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya di permukaan bumi sehingga dapat digunakan sebagai peta.
Koreksi radiometri ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama.
  • Faktor yang mempengaruhi kualitas Citra
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas citra dalam hal hambatan-hambatan untuk melakukan interpretasi dan klasifikasi yang diperlukan. Beberapa faktor penting, terutama untuk aplikasi kehutanan adalah :
1.         Tutupan awan. Terutama untuk sensor pasif, awan bisa menutupi bentuk-bentuk yang berada di bawah atau di dekatnya, sehingga interpretasi tidak dimungkinkan. Masalah ini sangat sering dijumpai di daerah tropis, dan mungkin diatasi dengan mengkombinasikan citra dari sensor pasif (misalnya landsat) dengan citra dari sensor aktif (misalnya Radarsat) untuk keduanya saling melengkapi.
2.         Bayangan topografis. Metode pengkoreksian yang ada untuk menghilangkan pengaruh topografi pada radiometri belum terlalu maju perkembangannya.
3.         Pengaruh atmosferik. Pengaruh atmosferik, terutama ozon, uap air dan aerosol sangat mengganggu pada band nampak dan infrared. Penelitian akademis untuk mengatasi hal ini masih aktif dilakukan.
4.         Derajat kedetailan dari peta tutupan lahan yang ingin dihasilkan. Semakin detail peta yang ingin dihasilkan, semakin rendah akurasi dari klasifikasi. Hal ini salah satunya bisa diperbaiki dengan adalanya resolusi spectral dan spasial dari citra komersial yang tersedia. Setelah citra dipilih dan diperoleh, langkah-langkah pemrosesan tidak terlalu tergantung sistem sensor dan juga software pengolahan citra yang dipakai. Berikut ini akan disampaikan dengan singkat beberapa langkah yang umum dilakukan, akan tetapi detail dari teknik dan keterampilan menggunakan hanya bisa diperoleh dengan praktek langsung dngan menggunakan citra dan software pengolahan citra tertentu.
  • Komposit Band
Membentuk atau menggabungkan beberapa citra stelit.

1. Cara melakukan komposit band pada ArcGis:
Arctoolbox - Data Management Tools – Raster – Raster Procesing – Composite Band- Input Data – Output Data - Nama Filenya “ PCD.tif “ – Ok.

Band 1,2,3 (False Colour)
Band 3,2,1 (True Colour)

2. Ubah Band
Klik Kanan – Properties - Simbology

Pentingnya Komposit Band Dan Kegunaanya Dalam Pengolahan Citra Digital


Mengapa kita memerlukan band composite dalam pengolahan data citra ?


Pada dasarnya mata manusia secara alami hanya dapat mendeteksi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 0,4 s/d 0,7 mikrometer, yang dikenal sebagai sinar tampak. Pada selang panjang gelombang inilah konsep digunakan untuk mengasosiasikan objek yang diamati oleh mata manusia. Panjang gelombang ini terdiri dari tiga warna dasar merah (R), hijau (G), dan blue (B), dan penampakan warna lain merupakan komposit dari warna tersebut, akan tetapi harus diketahui ada dua komposit warna, yaitu : warna additif dan subtraktif, warna additif adalah warna yang dihasilkan dari panjang gelombang dan warna subtraktif adalah warna yang dihasilkan dari pantulan cahaya. Dengan kata lain mata normal kita hanya dapat mendeteksi objek melalui asosiasi warna yang ditangkapnya.

Teknologi remote sinsing sering digunakan dalam observasi dan monitoring karena teknologi ini mampu mendeteksi gelombang elektromagnetik dengan selang yang lebih lebar dari kemampuan normal mata manusia, dimulai dari sinar X s/d far-infrared (0,02-1000 mikrometer). Hal tersebut merupakan alasan teknologi ini memiliki kemampuan deteksi yang jauh lebih baik darai mata normal manusia. Namun, supaya dapat dibaca oleh mata manusia, remote sensing harus dapat mengasosiasikan hasil deteksi tersebut kedalam komposit warna, yang kemudian mendasari konsep kanal warna RGB untuk mengasosiasikan hasil deteksi band kedalam komposit warna yang bisa di baca dan diinterpretasikan manusia. Dapat disimpulkan bahwa masing-masing band dalam citra memiliki kemampuan deteksi yang berbeda, yang dalam penggunaanya disesuaikan sesuai kebutuhan. Band-band tidak dapat digunakan secara terpisah, untuk dapat diasosiasikan menjadi wrana yang dapat dibaca dan diinterpretasikan oleh mata normal manusia, diperlukan band lain untuk dikompositkan dalam kanal RGB.
 
CItra Landsat 7 Komposit Band 4,5,3 VS Band 3,2,1


 
 kiri : komposit 4,5,3
kanan : komposit 3,2,1

Komposit band 3,2,1 merupakan true color compositeatau warna sebenarnya yang ada di permukaan bumi (natural color) sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan false color compositeatau warna yang bukan sebenarnya yang ada di permukaan bumi.    
  • Vegetasi (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna hijau atau bisa dikatakan sesuai dengan warna yang tampak jika dilihat dengan mata sedangkan pada komposit band 4,5,3 tutupan vegetasi dtandai dengan warna jingga.
  • Lahan Terbangun (Objek Area)
Pada komposit band 3,2,1 lahan terbangun ditandai dengan warna asli sesuai keadaan di lapangan. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna dari lahan terbangun adalah warna coklat sesuai dengan warna genting rumah/bangunan. Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan warna biru mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari kompositband 4,5,3 untuk interpetasi lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang.

  •  Jalan (objek garis)
1.    Pada komposit band 3,2,1 kenampakan objek garis berupa jalan tidak dapat dilihat dan diindentifikasi. Objek jalan yang tampak pada komposit band 3,2,1 telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak dapat dibedakan satu sama lainnya.
2.    Pada komposit band 4,5,3 kenampakan objek garis berupa jalan terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan objek area berupa lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis melintang dengan warna biru berona gelap.

Perbedaan secara Sistematis

Komposit Band 3,2,1
Komposit Band 4,5,3
Objek Vegetasi (area)
Sesuai warna yang ada di lapangan (hijau)
Jingga
Objek Vegetasi (area)
Sesuai warna yang ada di lapangan (coklat untuk genting)
Warna biru; semakin padat lahan terbangun di suatu daerah rona yang terbentuk semakin cerah dan sebaliknya
Objek Jalan (area)
Tidak dapat dibedakan/tersamarkan dengan objek lahan terbangun
Dapat dibedakan dengan objek lahan terbangun
Kesimpulan:
Komposit band 3,2,1 merupakan komposit untuk melihat kenampakan citra sesuai dengan warna aslinya/ true color composite sedangkan komposit band 4,5,3 merupakan komposit warna yang bukan sebenarnya/false color composite dimana cocok untuk mengidentifikasi objek lahan terbangun dan objek jalan.
  •    Saluran Citra Landsat TM dan Kegunaan utamanya
 ><  Band 1
         Panjang gelombang  : 0,45 – 0,52 μm (blue)
         Resolusi spasial        : 30×30 meter
         Kegunaan                  :   •    Penetrasi tubuh air
                                               •    Analisis penggunaan lahan, tanah dan vegetasi
                                               •     Pembedaan vegetasi dan lahan
><  Band 2
        Panjang gelombang  : 0,52 – 0,60 μm (green)
        Resolusi spasial        : 30×30 meter
        Kegunaan                  :   Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau
                                              yang terletak diantara dua saluran penyerapan, yang
                                              dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan tingkat
                                              kesehatan masing-masing vegetasi.
><  Band 3
        Panjang gelombang  : 0,63 – 0,69 μm (red)
        Resolusi spasial        : 30×30 meter
        Kegunaan                 :   •    Saluran yang terpenting untuk membedakan jenis vegetasi
                                             •    Terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil dan
                                                   memudahkan pembedaan antara lahan terbuka dan lahan
                                                   bervegetasi.
><  Band 4
        Panjang gelombang  : 0,76 – 0,90  μm (near IR)
        Resolusi spasial        : 30×30 meter
        Kegunaan                 :   •    Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi
                                             •    Identifikasi jenis tanaman
                                             •    Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman, serta lahan
                                                  dan air.
><  Band 5
        Panjang gelombang  : 1,55 – 1,75 μm (mid IR)
        Resolusi spasial        : 30×30 meter
        Kegunaan                :   Saluran terpenting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan
                                            air pada tanaman dan kondisi kelembaban tanah.
><  Band 6
        Panjang gelombang  : 10,4 – 12,5  μm (thermal)
        Resolusi spasial        : 120 x 120  meter
        Kegunaan                  :  •    Pembedaan formasi batuan
                                             •    Pemetaan hidrothermal
><  Band 7
        Panjang gelombang  : 2,08 – 2,35  μm (mid IR)
        Resolusi spasial        : 30×30  meter
        Kegunaan                 :   •   Analisis pemetaan vegetasi
                                             •    Pembedaan kelembaban tanah
                                             •    Pemetaan thermal